Senin, 20 Oktober 2008

Tadinya Akrab, Kini Orang Asing

Seringkali orang terlambat menyadari kalau dirinya itu juga merupakan bagian dari alam.
Ia lupa, ribuan pohon yang ditebanginya itu mengeluarkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya sendiri. Ia begitu asyik mengeksploitasi alam habis-habisan sampai tiba-tiba terjadi bencana alam banjir, longsor dan badai dan aneka penyakit. Selidik punya selidik ternyata semua bencana ini bersumber dari sikapnya sendiri.
Sebenarnya, intinya adalah manusia modern sudah tidak akrab lagi dengan alam, ia orang asing terhadap alam. Salah satu penyebabnya adalah karena terlalu akrab dengan uang. Banyak contohnya. Hutan dengan keanekaragaman hayati tanpa ampun di gunduli demi kayu, atau demi pertambangan. Pepohonan diperkotaan digusur untuk lahan billboard. Lapangan rumput hijau bertaman rindang jadi lapangan aspal bertembok beton supaya mall punya lahan parkir.
Sikap asing ini juga ditunjukkan dengan sikap tak suka akan kehadiran pepohonan di lingkungan sekitarnya. Ada daun gugur saja bisa membuat orang marah. Padahal daun gugur itu bagian dari siklus alami pepohonan. Daun gugur bisa menyuburkan tanah, bisa membuat landskap variatif.
Manusia dan alam ibarat sepasang suami istri yang jarang bertemu. Sang suami pergi mencari sesuap nasi meninggalkan istrinya sekian lama, sehingga ketika ia pulang istrinya telah menjadi orang asing baginya. Sirna sudah segala keakraban cintakasih yang semula menyatukan mereka.

Tidak ada komentar: