Selasa, 26 Februari 2008

Oma







Kayla punya Oma
Umurnya delapan puluh lebih
Oma sakit rematik tangannya bengkak
Tapi Oma rajin sekali membuat jaket, rompi, sewiter
Untuk papa, untuk mama, untuk kakak... semua di buatin
Dan tentu juga untuk aku
Pinter ya Omaku

Kalau sudah besar cita-citaku
mau jadi seperti Oma, mau duduk dan membuat jaket,
rompi, sewiter
untuk papa, untuk mama, untuk kakak....semua dibuatin
Dan tentu juga untuk aku






Ada Manusia Prasejarah Di Rumah Kami











Manusia prasejarah suka menggambar dan menulis di dinding,di benda di mana saja kecuali buku, karena di masa itu belum ada buku.
Karena itu gambarnya bisa kita lihat langsung, ia menghadang kita di
pintu masuk dan sudut-sudut strategis lainnya. Di rumah kami juga ada
manusia (baca:anak) prasejarah. Ia menggambari dindinding, ia
menggambar bola, boneka, guling dan kasurnya. Bahkan tubuhnya sendiri.
Karena ia sudah bisa baca tulis, terkadang ia juga menulis pesan di
dinding rumah, misalnya"Mah, aku udah bisa numpahin susu sendiri
ke dalam gelas".

Konon menurut ahli arkeolog, perkembangan anak kecil mirip dengan
manusia prasejarah. Bedanya kalau pada manusia prasejarah makan
waktu ribuan tahun, pada anak hanya dalam hitungan tahun. Demikianlah
ada kesejajaran antara anak dan manusia gua: mereka sama-sama
belajar bicara, sama-sama menggambar, sama-sama suka menari dan
menyanyi dstnya.


Jadi, sebagai ortu kami tak marah melihat gejala ini, malah menikmatinya.
Orang yang terbiasa menulis menggambar di buku, akan sangat segar
melihat tulisan ada di dinding, bola dsbnya.

Minggu, 24 Februari 2008

Surat Rahasia


Psst, sebenarnya kami agak lancang menampilkan surat "rahasia"ini, karena tanpa sepengetahuan ybs, tapi mungkin kita bisa menyerap getaran kepolosan di sini.
(Surat ini ditulis di karpet sambil tengkurap dengan tangan satu menutupi tulisan)
Surat dibuat oleh Kayla kecil, kelas 1 SD, untuk temannya. Memang bila ada teman yang ber HUT, Kayla suka sekali memberi kado personal. Rupanya ia sudah tak sabaran ingin memberi kado kepada teman baiknya, tapi kapan ya ulang tahunnya? Inilah surat yang ia buat....

Selasa, 19 Februari 2008

Sakit


Si bungsu mendadak demam tinggi. Kami jadi kuatir. Karena demam di rumah kami bisa menjadi pertanda buruk atau lebih buruk lagi. Sejarah demam di keluarga kami beberapa kali merujuk kepada demam yang ditakuti, yaitu demam berdarah. Apalagi jika cirinya mirip dan memenuhi syarat dengan pengalaman demam-demam berdarah yang lalu. Tanda sakit ini cukup membingungkan karena dewasa ini alam di Indonesia tak ramah. Akhir-akhir ini angin dingin bertiup kencang, di tempat lain malah bencana banjir longsor bertubi-tubi. Sekeliling kita, di kantor, di tempat umum banyak orang yang batuk dan flu. Di televisi tak putus-putusnya iklan obat demam dan flu.

Rasanya lengkap sudah semua hal yang negatif dalam hidup ini: berita teve,koran, anak sakit, alam buruk, perasaan cemas dsbnya. Namun ada satu yang patut dicatat dari semua aura negatif ini. Diantara dinginnya alam dan panasnya demam ternyata dapat muncul kehangatan kasih sayang. Memang amatlah normal kalau anak sakit pastilah ortu akan memperhatikan dan mencurahkan kasih sayangnya. Namun yang namanya kasih sayang itu bisa dingin, tidak hangat.
Anak sakit yang perlu perhatian bisa diserahkan pembantu, dibiarkan di rumah di beri mainan agar terhibur. Kasih sayang model begini termasuk kelompok dingin, sedingin angin musim hujan yang membawa ribuan virus.

Padahal, selain obat dokter, orang sakit perlu kehangatan hati merupakan vitamin paling esensial untuk medikasi dan kehangatan hati ada dalam kasih sayang sejati.

Untuk merealisasikan kehangatan hati ternyata tidak gampang:

Perlu pengorbanan waktu,

kehilangan jam kerja,

bersusah payah menghibur dengan kata dan belaian,

mondar-mandir melayani anak sakit,

dan tak jarang

diri sendiripun akhirnya jatuh sakit gara-gara begadang dan stress

dan ini berarti ......

kehilangan lagi waktu untuk bekerja.

Kehangatan hati perlu empati.
Kata empati sendiri berasal dari bahasa junani em-pathein> pathos>= perasaan/sakit /derita
Empati adalah kemampuan untuk memahami situasi orang lain, yaitu perasaannya.
Mungkin secara harafiah jadi berarti ikut merasa sakit.

Selasa, 12 Februari 2008

Mendesain Kartu dengan Hati


Anda berusia 81 tahun. Barangkali berarti sudah puluhan kali anda menerima kartu HUT. Butuh suatu desain kartu yang unik dan segar untuk memikat perhatian anda.
Gambar disamping adalah kartu yang dibuat oleh Maudy untuk ulang tahun omanya. Tentu dikepalanya tak ada pertimbangan desain seperti di atas .

Namun kartu yang didesainnya secara intuitif ini tampaknya memenuhi persyaratan desain tadi.

Kata "HAPPY"sudah klise, namun mendapat penekanan khusus dengan teknik pop-up.

Sebagai orang dewasa mungkin banyak pertimbangan rasional ketika mendesain, namun seorang anak lebih menggunakan pertimbangan hati dalam mendesain.

Tiga Kucing


Tiga Kucing

Ini kucing buatan aku, Kayla kelas 1 SD,
Kucing kedua mama yang buat, terus
Kucing ketiga oleh papa.

Aku suka melihat kucing, kucing kecil tidur diperut mama kucing, mama kucing juga suka tidur, tenang sekali, kakinya terlipat rapi.

Kucing gambaran mama sangat lembut dan cantik, mungkin karena mamaku juga orang paling baik ya. Mama bangun paling pagi, mama bikinin aku sarapan pagi. Aku sayaaang mama.

Kucing papa, nakal sekali. Kok kucing begitu sih? Itu mah pikiran papa. Memang papa suka jail. Jail sama anak-anak, gambarannya juga nakal, tapi lucu sih...


Senin, 11 Februari 2008

Pohonpun Berdandan


Ya, pohonpun bisa dan layak didandani. Mengapa tidak? Tradisi mendandani pohon sepanjang pengetahuan saya dilakukan oleh umat kristiani dengan menghiasi pohon cemara (hidup atau mati). Kemudian ada juga kebiasaan mendandani pohon sepanjang jalan kota dengan bola-bola lampu. Melihat pohon berdandan dibenak kita muncul pikiran, pasti ada sesuatu yang spesial yang sedang dirayakan, apakah itu hari kemerdekaan atau hari Natal dstnya. Tradisi ini bisa kita perluas ke berbagai pohon lainnya. Kita bisa memilih yang sesuai dengan makna yang ingin kita sampaikan atau sekedar menyemarakkan suasana tertentu. Siklus pohon berdaun, berkuncup, berkembang, berbuah bisa kita manfaatkan dengan jenis asesori dandanan yang dipakai. Prinsipnya mirip dengan badan kita sendiri. Untuk acara-acara terlentu kita akan berdandan selaras sikon. Kita dapat memakai kalung, gelang, jepit rambut, anting, bros dan asesoris lainnya di tubuh kita. Tujuannya bisa sekedar mempercantik atau bisa lebih dalam lagi, menampilkan kepribadian sang pemakai. Kembali ke pohon yang didandani, salah satu contoh yang menarik adalah pohon pune yang didandani dapat dilihat di http://florestiga.blogspot.com/.

Minggu, 10 Februari 2008

Berkarya dengan kulkas 2




Pelajaran apa yang kami petik (sebagai guru seni rupa) dari eksperimen kulkas putri kami ?
1. Kita dapat berkarya dengan bahan apapun, tak dibatasi oleh tanah liat, cat air atau kanvas.
(Teringat seniman di Barat membuat patung dengan mayat)
2. Kita dapat memanfaatkan teknologi dalam proses berkarya
3. Kita dapat memasukkan unsur waktu/suhu/temperatur dalam karya seni kita.
(Teringat seniman yang memamerkan proses pembusukan berbagai benda/pematung di
kutub utara tak kesulitan mengabadikan karyanya, bisa dibayangkan kalau karya esnya dibu-
at di daerah tropis, betapa sulit mempertahankan es untuk tidak meleleh)



Materi pameran


Selain tema kucing sebagai tema primer, kami juga membuat block note dengan tema sekunder, yaitu bunga. Karya ini adalah hasil tangan ibu dan 2 anak perempuannya. Desainnya minimalis dan menampilkan relief bunga.

Ide Kucing : Permainan Visual, Verbal dan Vocal


Tema kucing yang sama, di tafsirkan berbeda. Lain wanita lain pria. Saya tertarik mengolah kucing dengan cara lain. Saya kurang telaten seperti istri saya menggambar bulu demi bulu. Ketidaksabaran itu rupanya dituangkan dengan sketsa-sketsa tinta putih di atas karton hitam.
Kucing-kucing saya lebih condong bermain ide visual verbal vokal. Visual kucing dimainkan dan ditarik sebebas mungkin sampai batas komunikatif/tak komunikatif. Untuk itu gaya kartun merupakan alat paling fleksibel untuk mengolahnya. Secara verbal saya juga mengolah kata "cat" dengan permainan kata: haircat(haircut), coolcat, shortcat(shortcut) dsbnya. Dengan demikian ada permainan visual kucing, dengan verbal dan dengan vokal(bunyi cat. Diharapkan dari permainan ini ada kesan kocak yang timbul. Selain itu, desain notes yang dibuat tak dapat berdiri sendiri, tetapi ia harus dilihat sebagai satu kesatuan/paket/serial.

Ide Kucing 2: Desain Grafis dan Ekspresi Diri


Kelihatan sekali perbedaan kucing yang dibuat oleh tangan istri saya dengan kucing yang saya buat. Kucing yang digambar istri saya sangat lembut karakternya, desain stationary cantik dan feminin. Sangat kentara, bahwa ini dibuat oleh seorang wanita. Ternyata desain juga dapat menampilkan ekspresi desainernya, bukan hanya fine art.

Kalau kita amati karya desainer grafis terkemuka dunia, seperti Milton Glaser, Stefan Sagmeister maka jejak ekspresi diri akan terekam pada karya desain mereka. Memang benar, dalam desain grafis bukan ekspresi yang terutama, tetapi ekspresi selalu akan menyertai karya seni.

Ide Kucing


Anda bergerak di dunia seni rupa. Tiba-tiba ada undangan pameran kerajinan. Anda bersemangat ingin ikut, tapi saat ini stok karya habis. Anda memutar otak, ingin ikut tapi apa yang harus dipamerkan??Sementara itu waktu semakin mendesak.

Hal-hal itulah yang berkecamuk dipikiran kami. Akhirnya muncul ide kucing sebagai tema pameran. Ide ini akan diterapkan pada desain stationary(khususnya note book) yang kami gambar, potong dan jilid sendiri. Mengapa kucing? Ternyata pikiran tentang kucing telah lama bercokol di alam bawah sadar keluarga kami. Beberapa minggu lalu kucing kami beranak diantara buku-buku. Melahirkan 3 kucing lucu. Anak-anak kami mengikuti proses pertumbuhan bayi kucing sampai menjadi anak kucing lucu. Setiap hari mereka menengoknya. Dari mahluk yang terikat menyusui pada induk kucing hingga kucing kecil nakal berlarian diantara rak buku. Setelah masa penyapihan, kucing lebih banyak berinteraksi dengan kami. Mereka di elus, dipegang, di mainkan bak boneka, di beri bel kecil di leher dsbnya. (Akibatnya kutu kucing juga ber interaksi dengan manusia).

Kamis, 07 Februari 2008

Berkarya untuk Pameran: Sinergi Idealisme, waktu, biaya dan craft

Bagi putri kami, berkarya untuk pameran itu berbeda dengan berkarya untuk kesenangan pribadi. Untuk pameran ada deadline, ada tujuan, ada pikiran bahwa karya ini bakal dilihat pengunjung pameran. Memang, Sabtu 9 Pebruari kami diundang berpameran di Flores 3 http://florestiga.blogspot.com/, pameran craft berupa art book, asesoris, jewelry dansejenisnya. Ini yang membuat putri kami tegang. Semua tangan di rumah tampak sibuk berkarya. Papa, mama, semua sibuk membuat karya. Bagi kami yang terbiasa membuat desain masalah deadline sudah biasa. Antara idealisme, waktu, biaya dan ketrampilan visualisasi harus dapat bersinergi menjadi karya desain. Putri kami memang selama ini bekerja dengan semangat seniman yang sangat bebas. "Akhirnya kami berkata, lupakan pameran, kamu berkarya saja, enjoy seperti biasa, kerjakan di mejamu" Kata-kata ini bak inspirasi bagi dia, seolah rantai terlepas, mulailah ia berkarya dengan berani. Inilah beberapa contoh karya untuk dipamerkan.