Kamis, 22 Mei 2008

FTF dan SMS


KITA HIDUP DI ERA YANG MENDORONG orang untuk berkomunikasi tanpa tatap muka. Ada banyak teknologi yang menunjang itu. Dimulai dari kehadiran telpon konvensional hingga telpon sellular. Suatu perkembangan yang tak terbayangkan 10 tahun yang lalu. Kini komunikasi ada dalam genggaman kita. Artinya pertama secara harafiah telpon menjadi sangat portabel, mudah dibawa kemana-mana(sebab itu ia juga disebut ’mobile’). Selain itu komunikasi menjadi sangat cepat dan mudah. Kita bisa melakukan kontak suara , bisa mengirim pesan singkat/SMS, mengirim gambar /MMS atau bahkan bertele-conference kepada orang yang nun jauh di negeri sebrang atau justru kepada orang yang hanya berada 2 meter dari tempat duduk kita.
Contoh terakhir diatas menunjukkan bahwa teknologi bisa memperlancar komunikasi bisa juga jadi penghalang. Seiring dengan segala kemudahan itu apakah komunikasi antar manusia juga semakin membaik? Saya ragu untuk menjawab ya, karena sering terdengar alasan orang bhwa batere HP lagi ngedrop, atau SMS tak diterima, dsbnya padahal sebenarnya enggan berkomunikasi. Ternyata semua kecanggihan teknologi sangat tergantung manusia yang memanfaatkannya. SMS memang cepat dan praktis, tapi bayangkan bila SMS digunakan untuk teror, gosip, atau melamar orang. Ada komunikasi yang tak bisa dilakukan melalui kecanggihan teknologi tadi. Dengan perkataan lain komunikasi tatap muka tetap dibutuhkan. Ada hal yang tak bisa diwakili oleh SMS. Perlu komunikasi tatap muka/Face to Face (FTF) dimana kedua belah pihak dapat merasakan aura masing-masing, melihat ekspresi wajah, meraba perasaan lawan melalui getar nada suara, dan yang terpenting kehadiran kedua belah pihak sebagai pribadi utuh. Kita bersyukur untuk segala kemajuan yang kita capai namun jangan lupakan hal hal yang tak tergantikan oleh layar hape/deretan kata SMS. (ilustrasi karya: Nan)

Tidak ada komentar: