Ada suatu dorongan ajaib yang tidak kita dapati pada mahluk lain dimuka bumi ini selain pada manusia. Dorongan ini mendesak, memanggil-manggil dan membujuk manusia.
Ia paling kentara di masa anak-anak, mungkin karena anak-anak masih polos, mereka mengikuti dorongan ajaib ini. Namun sayang sekali, dikemudian hari, dorongan ini juga dapat ditekan, diabaikan, dipadamkan secara sengaja/tidak atau secara sadar/tidak sadar oleh salah asuh atau salah urus bahkan salah didik. Dorongan ini bernama dorongan kreatif.
Banyak orang berpendapat bahwa kreatif itu milik dunia anak dan untuk orang dewasa akan tampak kekanak-kanakan. Orang dewasa sudah lebih rasional. Mungkin itulah sebabnya banyak anak bertalenta layu sebelum berkembang.
Anak dalam foto-foto di atas merupakan salah satu anak yang survive. Di tengah pendidikan sekolah yang terlalu dibebani pelajaran, ia mampu mempertahankan api kreasi di dalam dirinya.
Foto foto di atas berbicara banyak, bukan sekedar merekam aktivitas berkarya, tetapi lebih menunjukkan bagaimana ia enjoy, larut, menikmati dalam berkarya. Perhatikan ekspresi wajahnya! Baginya, kadang hasil akhir sudah tak penting, proses berkarya lebih penting. Memang kita dapat sesuatu dari karya, namun dari proses kitapun dapat belajar banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar