Minggu, 21 September 2008


Daya Tarik Dunia Narnia

SEKELOMPOK ANAK BERSEMBUNYI DALAM LEMARI. Ternyata dibalik baju-baju dalam temari mereka menemukan jalan menuju suatu dunia lain. Jadilah pintu lemari pintu menuju alam lain. Demikian karya CS Lewis yang dijadikan film. Yang ingin ditekankan dalam tulisan ini adalah ‘dunia imajinasi’. Mengapa anak yang berpotensi menemukan dunia dalam lemari, mengapa bukan orang dewasa? Memang umumnya kita, orang dewasa mulai kehilangan ‘dunia narnia’ kita. Bagi kita lemari ya lemari, berfungsi menyimpan baju. Titik.
Foto-foto buram di sini memotret bagaimana 2 anak memasuki dan menemukan dunia Narnia dalam lemari di hotel Kartika Chandra Jakarta. Ceritanya begini. Karena ada keponakan yang menikah kami ke Jakarta. Nah, sebagai pos kami menunggu di hotel. Sibungsu dan saudara sepupunya langsung tertarik melihat lemari hotel yang berlampu. Maka masuklah mereka berdua ke dalamnya dan asyik bermain di dunia Narnia.

Selasa, 16 September 2008

Bukan Cuma Berbagi, tapi Cara Berbagi

DI TELEVISI AKHIR_AKHIR INI KITA SERING melihat orang miskin antre, berdesakan, bahkan berebut saling injak menginjak. Untuk apa? Untuk sesuatu yang baik, yakni pembagian beras gratis, BBM, uang dsbnya.

Namun kalau yang baik itu akhirnya mendatangkan kesengsaraan, apa artinya?Kebaikan yang tak mencapai tujuannya! Justru banyak orang miskin yang jompo terluka bahkan beresiko kehilangan nyawanya memperebutkan pembagian ‘kebaikan’.

Kalau sudah begini, ya lebih baik ga usah antre, ga usah dapat pembagian, biar miskin tapi nyawa terjaga. Kalau mau membagikan sesuatu, perlu juga dipikirkan ‘cara’ membaginya.
‘Cara’ bukan soal sepele. Pikir dan rencanakan cara yang aman, ramah dan manusiawi. Orang miskin juga sesama kita. Saya pikir di Indonesia banyak orang ‘pinter’ manajemen, psikologi, sosiologi yang bisa membantu! (Tulisan yang sama juga di posting di idemerdekaku.blogdetik.com)

Hadiah Paling...(2)

Sehari berlalu setelah hari ulang tahun. Ketika 'spanduk' mau dicopot, anak yang ber HUT protes,

katanya, 'Jangan dicopot, biarin di situ...setahun lamanya'.
Kami terheran, 'Lho, Kenapa?'
'Iya', Sahut putri kami.
'Supaya Ulang Tahunnya setiap hari, sepanjang tahun....'

Rabu, 10 September 2008

Hadiah Paling........


Si bungsu tanggal 10 September berulang tahun. Sudah menjadi tradisi di keluarga kami untuk menyambut HUT setiap anggota keluarga dengan hangat. Ini bukan masalah bermewah-mewah dengan hadiah dan makanan. Kehangatan bisa dihadirkan dengan budget besar ataupun kecil. Tergantung kondisi kantung. Kembali ke perayaan HUT si bungsu. Kami telah menyiapkan beberapa kado kecil yang dianggap bisa menyenangkan hatinya. Kami belikan jam anak kecil, jam betulan, sekarang banyak yang terjangkau. Kemudian kartu UNO, karena kami tahu beberapa waktu sebelumnya ia sangat menginginkannya. Lalu warna pink baju lucu dari outlet dan alat tiup balon busa sabun.
Ke empat kado kecil kami bungkus dan kami letakkan di meja tamu, maksudnya agar ketika bangun keesokan harinya...surprise! O, ya. Kami juga menghiasi ruangan ala kadarnya dengan spanduk mini dari kertas crepe bertuliskan ” Met Ultah... (dalam huruf kecil: dari kakak, oma, papa dan mama).” Thats All.
Keesokan harinya, seperti yang kami harapkan ia begitu gembira melihat itu semua.
Iseng-iseng kami bertanya, paling suka kado yang mana? Yah jam suka, kartu senang,
Alat tiup busa asyik, baju...bagus. Tapi yang paling senang adalah..........dibuatkan spanduk met ultah ! Itu kado yang paliing bagus!
Kini kami yang surprise!

Selasa, 09 September 2008

LAPAR


TAHUKAH ANDA BAHWA ADA ORANG YANG TAK PERNAH TAHU ARTINYA RASA LAPAR? Karena perutnya dikondisikan untuk diisi terus dengan pelbagai makanan lezat. Belum habis makan paginyanya ia sudah nyamil keripik, lalu ia makan siang, nasi masih dalam perjalanan ke usus, ia sudah minum cendol lagi. Demikian seterusnya. Sejak kecil perutnya dimanjakan oleh orang tuanya. Kebetulan ia berasal dari keluarga berkecukupan.
Padahal rasa lapar itu baik.Baik bagi batin kita. Kata orang tua, jangan makan sebelum kamu lapar. Ketika kamu makan, maka makanan akan terasa lezat, kamu akan bersyukur untuk rezeki makanan pada hari itu.
Rasa lapar itu juga penting untuk memahami jenis lapar yang lain, yakni lapar kebenaran.
Di jaman sekarang, dimana banyak dijumpai manusia-manusia yang kenyang kejahatan, jarang sekali ada orang-orang yang lapar akan kebenaran. (dari: idemerdekaku.blogdetik.com)

Rabu, 03 September 2008

Mutilasisme

Sebenarnya ini kata paling mengerikan untuk disebut saat ini. Disini tak perlulah contoh mengapa orang memilih cara ini untuk menghabisi sesamanya.
Yang pasti mutilasi itu
1.Dilakukan dengan penuh kebencian/murka.
2.Memecah, mencacah sampai detil
3.Menghilangkan keutuhan, makna keseluruhan
4.Melenyapkan identitas

Sebenarnya pikiran atau 'virus' mutilasi ini tak selalu bermuara di kasus kriminalitas seperti di atas. Ia bisa hadir di pikiran orang dalam segala bidang kehidupan.

Ada orang yang punya pikiran mau memecah belah republik ini sampai berkeping-keping sehingga menjadi negara-negara kecil. Misalnya ada republik Jabar, Kerajaan Kalbar, Republik Jateng dstnya. Ini namanya mutilasi NKRI.
Ada lagi orang yang melihat orang lebih rendah derajatnya karena beda pendapat, beda agama, beda kepercayaan. Ini mutilasi kemanusiaan.
Daftar masih dapat kita tambah sendiri.......mutilasi tak harus berdarah-darah, tak harus menghilangkan nyawa. Asal memenuhi 4 butir diatas, maka telah terjadi mutilasi....

Senin, 01 September 2008

Matematika Rohani


Matematika yang kita kenal selama ini bukan satu-satunya, karena ada ’matematika’ yang lain. Kalau matematika duniawi yang diajar disekolah, mengajar 100-100 = 0, maka matematika rohani mengajar bahwa 100-100 = 200. Lho? Iya, saya pernah dengar satu kata bijak yang mengatakan, ”Kalau kita punya kegembiraan/kebahagiaan/berkat Tuhan jangan di tahan untuk diri sendiri. Bagikanlah berkat tersebut, maka ia akan menjadi dua kali lipat.” Orang yang dibagi juga jadi ikut berbahagia bersama sipemberi.”

Ada teman yang tak suka HUT-nya dirayakan, sekalipun itu dirayakan oleh orang terdekat, keluarganya atau orang yang dikasihinya (Bahkan, sekalipun oleh dirinya sendiri).
Lebih parah lagi, ada yang tak mau merayakan HUT anaknya dengan alasan serupa.
Memang orang boleh menolak perayaan yang cuma memboroskan makanan dan uang, atau yang sekadar bertujuan untuk memamerkan kekayaan dan status sosial.
Namun perayaan HUT yang merupakan ungkapan rasa syukur karena berkat Tuhan, mengapa tidak? Bentuk perayaanpun bisa beraneka ragam, tak usah mahal, tergantung kreativitas masing-masing. Singkatnya, jika di rayakan, jika dibagikan kepada sesama pastilah 100-100 = 200.Ini salah satu contoh saja, sebab matematika rohani bisa diterapkan pada berbagai bidang hidap kita.

Namanya juga matematika rohani, keuntungan yang kita peroleh kerapkali bukan keuntungan uang. Ketika seseorang berjerihpayah menyiapkan pesta dan makanan, mungkin ia harus merelakan isi dompetnya berkurang( 100-100) untuk membayar semuanya, namun bahagianyanya melihat orang lain senang, merupakan harta tak ternilai(=200). (dari 100-100=200, di idemerdekaku.blogdetik.com)