Senin, 01 September 2008

Matematika Rohani


Matematika yang kita kenal selama ini bukan satu-satunya, karena ada ’matematika’ yang lain. Kalau matematika duniawi yang diajar disekolah, mengajar 100-100 = 0, maka matematika rohani mengajar bahwa 100-100 = 200. Lho? Iya, saya pernah dengar satu kata bijak yang mengatakan, ”Kalau kita punya kegembiraan/kebahagiaan/berkat Tuhan jangan di tahan untuk diri sendiri. Bagikanlah berkat tersebut, maka ia akan menjadi dua kali lipat.” Orang yang dibagi juga jadi ikut berbahagia bersama sipemberi.”

Ada teman yang tak suka HUT-nya dirayakan, sekalipun itu dirayakan oleh orang terdekat, keluarganya atau orang yang dikasihinya (Bahkan, sekalipun oleh dirinya sendiri).
Lebih parah lagi, ada yang tak mau merayakan HUT anaknya dengan alasan serupa.
Memang orang boleh menolak perayaan yang cuma memboroskan makanan dan uang, atau yang sekadar bertujuan untuk memamerkan kekayaan dan status sosial.
Namun perayaan HUT yang merupakan ungkapan rasa syukur karena berkat Tuhan, mengapa tidak? Bentuk perayaanpun bisa beraneka ragam, tak usah mahal, tergantung kreativitas masing-masing. Singkatnya, jika di rayakan, jika dibagikan kepada sesama pastilah 100-100 = 200.Ini salah satu contoh saja, sebab matematika rohani bisa diterapkan pada berbagai bidang hidap kita.

Namanya juga matematika rohani, keuntungan yang kita peroleh kerapkali bukan keuntungan uang. Ketika seseorang berjerihpayah menyiapkan pesta dan makanan, mungkin ia harus merelakan isi dompetnya berkurang( 100-100) untuk membayar semuanya, namun bahagianyanya melihat orang lain senang, merupakan harta tak ternilai(=200). (dari 100-100=200, di idemerdekaku.blogdetik.com)

Tidak ada komentar: