Senin, 11 Februari 2008

Pohonpun Berdandan


Ya, pohonpun bisa dan layak didandani. Mengapa tidak? Tradisi mendandani pohon sepanjang pengetahuan saya dilakukan oleh umat kristiani dengan menghiasi pohon cemara (hidup atau mati). Kemudian ada juga kebiasaan mendandani pohon sepanjang jalan kota dengan bola-bola lampu. Melihat pohon berdandan dibenak kita muncul pikiran, pasti ada sesuatu yang spesial yang sedang dirayakan, apakah itu hari kemerdekaan atau hari Natal dstnya. Tradisi ini bisa kita perluas ke berbagai pohon lainnya. Kita bisa memilih yang sesuai dengan makna yang ingin kita sampaikan atau sekedar menyemarakkan suasana tertentu. Siklus pohon berdaun, berkuncup, berkembang, berbuah bisa kita manfaatkan dengan jenis asesori dandanan yang dipakai. Prinsipnya mirip dengan badan kita sendiri. Untuk acara-acara terlentu kita akan berdandan selaras sikon. Kita dapat memakai kalung, gelang, jepit rambut, anting, bros dan asesoris lainnya di tubuh kita. Tujuannya bisa sekedar mempercantik atau bisa lebih dalam lagi, menampilkan kepribadian sang pemakai. Kembali ke pohon yang didandani, salah satu contoh yang menarik adalah pohon pune yang didandani dapat dilihat di http://florestiga.blogspot.com/.

Tidak ada komentar: