Senin, 20 Oktober 2008

Disapa Alam, Setiap Hari


Setiap pagi ritual sapa menyapa bekerja. Di kantor, di kampus, di sekolah, di kompleks di jalan bila Anda berjumpa dengan teman, dosen, mahasiswa, tetangga terjadilah ritual tersebut. Mulai dari yang basa-basi hingga yang tulus ikhlas. Dari yang ’selamat’ pagi’, ’hallo, apa kabar’, ’hai’ dan segala variannya. Rasanya kurang sopan bila kita tak bertegur sapa, karena betapapun basa-basinya ritual tegur sapa tetap dibutuhkan sebagai pelumas komunikasi antar manusia.
Di samping sapaan orang, sebenarnya alampun menyapa kita setiap saat.
Pagi hari ia menyapa dengan memberi nada optimistik lewat sinar mentari pagi.
Anak-anak bayi mungkin mahluk yang masih peka dengan sapaan pagi, perhatikan betapa gembiranya mereka berceloteh saat bagun pagi.
Adakalanya kita disapa oleh hujan gerimis yang romantis pagi hari, membuat orang betah
berhangat- hangat dibalik selimutnya.
Cobalkah keluar rumah pagi hari, maka udara segarpun menyapa kita. Pikiran jadi segar, hati jadi gembira. Seolah kita diberi kesempatan lagi untuk memulai hari dengan udara baru dan segar.
Sapaan alam ada dimana-mana. Yang perlu dilakukan adalah membuka mata, telinga batin kita untuk menyadarinya.
Daun-daun berguguranpun bisa menjadi sapaan alam yang menyentuh hati. Daun berguguran bukanlah semata-mata sampah yang harus disapu dari halaman .

1 komentar:

Unknown mengatakan...

upload dong pakkkkk