Berkreasi itu dimulai dari hati.
Ketika mata batinmu melihat yang tidak dilihat orang lain.
Berkreasi bisa pula dimulai ketika mata jasmaniah melihat
ciptaan Tuhan (nature) atau ciptaan manusia (culture).
Apa yang kamu lihat? Mungkin sesuatu yang samar atau tampak jelas dimata.
Percayalah, yang samar itu niscaya akan semakin jelas bila kau mulai menggerakkan tanganmu berkarya, sedang yang telah jelaspun akan mewujud nyata dalam karya bila kau tekun bekerja.
Sekarang kamu bertanya, dengan bahan apakah aku mulai?
Tengoklah apa yang terdekat dan terakrab dengan dirimu. Kertas tulis, pensil, kulit kacang, ranting, bunga, daun, kerang, rambut dan masih banyak lainnya.
Lantas apa yang kubuat? Apa tujuannya? Membuat kartu ucapan? Lukisan? Patung?
Janganlah memaksakan tujuan bila belum ada. Tirulah laku angin berhembus, ia datang
Entah dari mana dan pergi entah kemana. Demikian pula karyamu, tiba-tiba engkau berhenti dan berkata,”Nah, sudah selesai”.
Kemudian dengar dan saksikan bagaimana orang lain menanggapi buatan tanganmu itu.
”Aha, ini cocok buat hiasan dinding kamarku.”
“O, itu bagus sekali!”
Atau barangkali tidak ada komentar, hanya sekedar perubahan raut wajah menjadi senyuman. Ini semua bisa menjadi tujuan karyamu.
Adakalanya, ketika engkau sedang berkarya, orang lain menikmati bagaimana engkau menarik garis, menempel bunga, memulas warna- warni. Tentu saja engkau sendiripun menikmatinya. Inipun salah satu tujuan karyamu.
Karyamu itu akan seperti tanaman. Ia tumbuh di hati orang.
Ada berbagai tanaman, ada berbagai karya.
Ada yang seperti tanaman Anggrek, tak terduga.
Ada yang seperti tanaman rambat, berpengaruh.
Ada yang bak teratai, keindahan diantara keburukan.
Karyamu bisa bermanfaat untuk jangka waktu panjang,
bisa pula sekedar menyenangkan dengan menyentuh hati sesama.
Walau cuma sesaat, itu sudah cukup kawan.
(inspirasi dari mengamati anak Maudy, 10 thn/ilustrasi oleh Maudy juga))
Senin, 26 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar