Senin, 10 Maret 2008

Imitasi vs Kreasi








Saya paling benci melihat bunga imitasi. Di kantor kami, di ruang sebelah ada satu rangkaian bunga imitasi. Mungkin orang memasang bunga imitasi dengan alasan praktis, tak usah repot karena bunga awet, lagi pula suasana jadi segar. Namun, bagi saya, memajang bunga imitasi justru membuat suasana jadi sangat plastik/palsu, karena sebagus apapun, semirip apapun bunga itu tetap imitasi. Auranya bukan aura alam/kehidupan tapi aura buatan/kepalsuan.

Anak saya, senang bunga. Ia suka membuat rangkaian bunga mini dari halaman rumah yang dirangkai dalam gelas. Tetapi suatu ketika ia menunjukan bunga buatan dan saya menyukainya. Mengapa? Saya pikir karena ia tidak meniru seperti bunga-bunga plastik yang menipu mata kita. Melihat bunga imitasi kita kecewa, karena yang semula kita kira asli, ternyata buatan. Namun bunga anak saya berbeda. Ia membuat interpretasi terhadap bunga alami. Lihat saja, sulit mengidentifikasi bunga apa ini. Ia terbuat dari kertas, kancing dan glitter emas disatukan dengan lem. Namun ketika dipadukan kita melihat satu kesatuan yang baru. Ini bukan bunga imitasi tapi bunga kreasi.Bagi saya aura yang dipancarkan adalah kecantikan, kelembutan dan amat meditatif melihat bunga kreasi ini.
(Bunga, karya maudy, 5 SD)

Tidak ada komentar: