PERNAH MAIN GAME BERJUDUL THE SIMS? Salah satu penyebab mengapa game ini disukai adalah karena kita berada di posisi pencipta, inisiator, kreator, sutradara dari apa yang kita bangun. Itu game berbasis komputer digital. Sebenarnya, jauh sebelum ada Sims, anak
Anak kecil sudah bermain ‘Sims’ serupa tapi tak sama. Permainan ini sama sama permainan simulasi, namun dilakukan secara manual. Bedanya, tak perlu berjam-jam menatap layar komputer dan menggerakkan kursor.
Kayla dan Marco, dua sahabat kecil bisa berjam-jam bermain di bawah meja makan kami. Mereka mencipta dunia baru. Menggunakan boneka kecil, mobil, dan berbagai elemen renik . Kami tak secara khusus membelinya, semua unsur berasal dari dari berbagai sumber, yakni sisa mainan yang lebih besar, terkadang pretelan atau potongan mainan yang lebih besar.
Sambil bermain mereka bersuara, memberi sound efek, menggerakkan benda, menyusun ulang sesuai dengan jalan cerita yang mereka ciptakan. Mereka membuat kota, membuat cerita, terkadang satu benda bisa alih funsi atau multifungsi dalam permainan ini.
Kami sebagai orang tua bisa saja menegur mereka, meminta supaya tidak membuat berantakan dan agar mainan itu dimainkan sesuai fungsinya. Namun, kalau diamati lebih dekat, ternyata teguran tadi justru akan ’merusak’ kreativitas Kayla dan Marco.
Tentu masih banyak Kayla Marco lainnya di kota, di desa seluruh dunia dan apa saja bisa jadi elemen permainan mereka.Potongan Sisa kayu, botol bekas, kain, dus, bahkan genangan air dan kubangan lumpur.
Anak kecil sudah bermain ‘Sims’ serupa tapi tak sama. Permainan ini sama sama permainan simulasi, namun dilakukan secara manual. Bedanya, tak perlu berjam-jam menatap layar komputer dan menggerakkan kursor.
Kayla dan Marco, dua sahabat kecil bisa berjam-jam bermain di bawah meja makan kami. Mereka mencipta dunia baru. Menggunakan boneka kecil, mobil, dan berbagai elemen renik . Kami tak secara khusus membelinya, semua unsur berasal dari dari berbagai sumber, yakni sisa mainan yang lebih besar, terkadang pretelan atau potongan mainan yang lebih besar.
Sambil bermain mereka bersuara, memberi sound efek, menggerakkan benda, menyusun ulang sesuai dengan jalan cerita yang mereka ciptakan. Mereka membuat kota, membuat cerita, terkadang satu benda bisa alih funsi atau multifungsi dalam permainan ini.
Kami sebagai orang tua bisa saja menegur mereka, meminta supaya tidak membuat berantakan dan agar mainan itu dimainkan sesuai fungsinya. Namun, kalau diamati lebih dekat, ternyata teguran tadi justru akan ’merusak’ kreativitas Kayla dan Marco.
Tentu masih banyak Kayla Marco lainnya di kota, di desa seluruh dunia dan apa saja bisa jadi elemen permainan mereka.Potongan Sisa kayu, botol bekas, kain, dus, bahkan genangan air dan kubangan lumpur.
1 komentar:
main kota imajinatif emang mengasyikkan...
dulu sy lbh suka mbayangin area garasi dg memarkir 'mobil' di sudut anrara tonjolan dinding dan kusen pintu
juga bikin restoran dari lego...
Posting Komentar