Minggu, 10 Agustus 2008

Irama Alam Di Pekarangan Rumah

ADA YANG KAMI TUNGGU SATU TAHUN SEKALI. Tepatnya di bulan Agustus pasti ada pemandangan yang meriah di pekarangan rumah kami, yaitu bunga-bunga jingga bermekaran dari tanaman rambat di tembok.

Inilah jenis tanaman yang mekar 1 tahun sekali di bulan kemerdekaan RI. Mengapa? Kami belum tahu jawabnya, tapi yang pasti demikianlah irama tanaman tersebut.

Memang setiap tanaman memiliki irama, setiap pohon buah memiliki musim berbuah sendiri, ini lumrah. Namun, karena tanaman rambat kami hanya berbunga 1 tahun sekali dan di bulan tertentu, mungkin itulah yang membuatnya jadi pusat perhatian.
Ia jadi agak istimewa, karena mekar tak sepanjang waktu, kami jadi menunggunya. Dan ketika mekar kami semua gembira menikmatinya. Itulah irama alam ciptaan Tuhan.

Inilah salah satu irama dari sekian banyak irama alam lainnya. Saya jadi ingat masa kecil
di Bandung tahun 65-an. Jelas sekali irama alam terasa. Pagi masih rutin berkabut, lalu waktu tertentu ada musim jangkrik di halaman rumah kami, berlimpah jangkrik berlompatan masuk rumah. Kemudian digantikan musim kumbang air hitam, belalang, dan laron. Ini rutin setiap tahun sehingga kami anak-anak amat akrab dengan serangga-serangga kecil itu. Sekali lagi, itu terjadi di tengah kota Bandung, bukan di pedesaan.

Kala itu mainan anak-anak tanpa peduli status sosialnya adalah serangga-serangga musiman itu tadi. Maklum siaran TV belum seperti sekarang dan belum ada Game atau Playstation.
Musim binatang terkait erat dengan irama musim tanaman dan pepohonan tertentu. Tanaman dan pohon juga tumbuh karena irama musim hujan atau kemarau yang tegas. Selanjutnya ini juga mempengaruhi musim permainan anak-anak seperti layangan atau permainan kelereng.

Irama alam ini banyak faedahnya. Pertama ia mengajar kita bersabar, bersyukur, tekun dan berharap pada yang Maha Kuasa. Saya bisa membayangkan perasaan petani yang menanam padi dari benih hingga panen.
Kedua, alam juga punya detak kehidupannya sendiri. Mungkin sampai batas tertentu manusia bisa memaksa alam menuruti keinginannya, manusia lantas merekayasa genetik
tanaman, merekayasa sedemikian rupa sehingga ayam bisa bertelur sepanjang waktu, buah bisa berbuah tanpa menunggu musim. Memang sepintas kita menjadi makmur, namun sebenarnya secara kualitas batiniah, kehidupan kita merosot.
Ketiga, irama menunjukkan kondisi. Orang sakit bisa di deteksi dari irama detak jantungnya. Demikian halnya dengan alam kita. Bila irama musim terganggu, ini pertanda ada sesuatu yang tak beres.

Tidak ada komentar: