ADA SATU KALIMAT YANG BERKESAN dari Profesor Primadi dalam kuliah Proses Kreasi, yaitu: ‘Kreativitas memerlukan tantangan.’ Untuk kreatif orang atau anak didik kita harus diberi cukup tantangan. Tanpa stimulasi ini, maka sulitlah mengharapkan orang jadi kreatif. Sederhana sekali. Beri tantangan yang cukup, maka manusia akan fight.
Dewasa ini ada begitu banyak buku memberi berbagai teknik dan resep untuk menjadi orang kreatif, Anda bisa melihatnya di toko buku, namun jarang ada buku yang mengajarkan ’tantangan’bisa memacu kreativits.
Suatu hari, pintu rumah kami macet. Padahal kami merasa sudah membukanya dengan prosedur yang benar.
"Mulailah kami mencoba membukanya
dengan berbagai cara. Menekan sedikit,
dengan mendorong pintu, dengan
mengangkat sedikit dan seterusnya. "
Mulailah kami berpikir kreatif, bagaimana caranya membuka pintu dengan cara inkonvensional....
Cerita pintu mungkin sepele, mari kita lihat skala lebih luas. Saat ini BBM langka, mau switch ke kompor minyak tanah juga sulit, karena minyak juga mulai
ditarik dari peredaran. Masalah ini bisa dilihat dari segi sosial, bisa pula dari sudut politis.Tapi dalam tulisan ini, kita akan melihatnya dari sudut kreativitas. Ini tantangan! Mulailah kita memutar otak kita. Otak yang selama ini dimanjakan dengan segala kemudahan: Tinggal ceklik, maka gas menyala. Pencet tombol maka message sent di layar hape. Ceklek maka menyalalah lampu. Dstnya.
Saya ikut prihatin dengan keadaan negara kita, prihatin dengan kesengsaraan orang kecil dan mengecam bila ternyata itu terjadi akibat permainan politik atau ulah kotor para koruptor. Namun dibalik semua kesengsaraan itu ada tantangan untuk kreatif. Ada orang-orang yang berhasil mengatasi problem itu dengan energi alternatif seperti gas bio, atau konon tinja sebagai ’arang’, hemat bensin dengan campuran air dan lain sebagainya.
Seakan problema ekonomi dan sosial belum cukup, kita disibukkan juga dengan problem ekologi: kehancuran bumi oleh ulah penghuninya yang semena-mena, sehingga muncul isu
global warming.
Ini tantangan kita penduduk bumi. Kita dapat mengatasinya dengan berpikir kreatif. Ingat manusia purbapun hidup didalam alam serba terbatas, belum ada teknologi canggih yang bisa ia andalkan. Jadi untuk survive, ia memakai kreativitasnya. Ia ditempa oleh tantangan.
Senin, 26 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar